sb1m widget

Istilah Seat Leakage dalam control valve

Control valve adalah perangkat yang berfungsi sebagai alat untuk menutup aliran atau lebih tepatnya untuk mengontrol aliran. Aliran yang dimaksud disini adalah aliran proses dalam dunia industri, karena control valve sebenarnya dipakai juga pada beberapa industri skala kecil seperti laboratorium, pertanian dan perikanan, industri makanan dan lain-lain. Sebagai perangkat pengatur aliran dalam control valve dikenal istilah seat leakage.

Istilah seat leakage classification.

Sebagai alat pembatas aliran fluida, control valve memiliki kadar kerapatan yang dalam istilah teknik disebut dengan seat leakage classifications, istilah ini mengacu pada kemampuan sebuah valve dalam menutup atau menahan aliran yang melewatinya, ada toleransi kebocoran yang diijinkan berdasarkan pada kebutuhan proses. Tingkat kebocoran tersebut di bedakan dalam beberapa tingkatan yang dinamakan Class.

Adapun klasifikasi paling umum yang banyak digunakan adalah Class I, Class IV dan Class VI.

KELAS I adalah valve dengan kategori kebocoran dapat diterima bila kerapatan masih bisa dilewati oleh partikel seukuran debu atau pasir halus.

KELAS IV adalah valve dengan category tertutup rapat tanpa bocor, dengan bahan  tameng penutup dan dudukannya terbuat dari logam, sehingga terjadi pertemuan logam dengan logam.

Kelas Vl klasifikasinya sama  dengan kelas IV hanya yang membedakan bahan tameng atau disc serta dudukannya terbuat dari bahan bukan logam keras melainkan dari bahan yang tergolong lunak seperti teflon dan sejenisnya.

Mengacu pada perbedaan tingkat kebocoran tersebut maka metode pengecekan kebocoran valve juga terdiri dari beberapa cara yang berbeda, berikut ini penjelasan beberapa metode pengetesan kebocoran control valve berdasarkan tingkatan kelasnya.

Kelas I

Tidak diperlukan test kebocoran.

Kelas II

Fluida untuk pengetesan adalah air dengan temperature antara 10 DEG C sampai 50 DEG C, tekanan sekitar 45 PSI sampai 60 PSI, batas kebocoran yang diijinkan 0,5% dari kapasitas maksimum valve.

Kelas III

Fluida untuk pengetesan adalah air dengan temperature antara 10 DEG C sampai 50 DEG C, tekanan sekitar 45 PSI sampai 60 PSI, batas kebocoran yang diijinkan 0,1% dari kapasitas maksimum valve.

Kelas IV

Fluida untuk pengetesan adalah air dengan temperature antara 10 DEG C sampai 50 DEG C, tekanan sekitar 45 PSI sampai 60 PSI, batas kebocoran yang diijinkan 0,01% dari kapasitas maksimum valve.

Kelas V

Fluida untuk pengetesan adalah air dengan temperature antara 10 DEG C sampai 50 DEG C, tekanan yang di pergunakan untuk pengetesan sebesar perbedaan tekanan yang terjadi antara upstrean dan downstream daripada tameng, batas kebocoran yang diijinkan 0,0005% dari kapasitas maksimum valve.

Kelas VI

Fluida untuk pengetesan adalah air dengan temperature antara 10 DEG C sampai 50 DEG C, tekanan yang di pergunakan untuk pengetesan sebesar perbedaan tekanan yang terjadi antara upstream dan downstream daripada tameng, batas kebocoran dibedakan berdasarkan ukuran diameter dudukan tameng, semakin besar ukuran lubang tameng maka akan semakin besar nilai kebocoran yang di ijinkan, sebagai contoh, untuk diameter lubang tameng 3 inchi nilai kebocoran yang diijinkan 0,9 mililiter per menit, sedangkan untuk lubang tameng dengan diameter 12 inchi besarnya kebocoran yang diijinkan adalah 11,5 mililiter per menit.

Aransement leak test valve dapat dilihat pada ilustrasi gambar di bawah ini;

Seat Leakage

Demikian penjelasan mengenai tingkat kebocoran yang diberlakukan pada perangkat control valve dalam industri, penjelasan ini mengacu pasa standar ANSI FCI 70-2 superseding ANSI B16.104.

Baca artikel terkait mengenai cara pemeliharaan control valve disini.




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *