sb1m widget

Pengertian Burnout pada transmitter

Artikel ini menjelaskan pengertian burnout pada instrumentasi trasmitter. Dalam aplikasi di lapangan sebuah tranmitter dapat mengalami kondisi ekstrim, yaitu kondisi dimana proses yang di ukur besarnya melebihi batas maksimum daripada range yang berlaku untuk transmitter tersebut. Hal seperti ini banyak terjadi pada transmitter yang dipakai untuk menggantikan fungsi switch. Sebelum perangkat sistim kontrol berkembang seperti saat ini, alat instrumentasi type switch atau kontak banyak sekali dipergunakan sebagai media pembatas dalam sistim interlock pabrik, seperti misalnya level switch, pressure switch, flow switch dan temperature switch, kelemahan dari pada alat type switch ini, mudah sekali menurun kehandalannya, terutama karena adanya komponen mekanis yang cenderung berada pada satu posisi yang sama untuk jangka waktu yang lama alias statis, sehingga ketika switch harus bekerja, kedapatan switch tidak berfungsi, misalnya macet karena kotoran yang melekat pada komponen, karena daya tarik pegas yang menurun dan lain-lain, Oleh karena itu kemudian fungsi switch digantikan oleh transmitter analog yang outputnya bergerak dinamis, lalu pada sistim softwarenya disetel nilai pembatas, contohnya untuk level switch dengan fungsi sebagai pembatas level low maka pada sistim sofware disetel agar terjadi kontak ketika kondisi level mencapai keadaan low- low.
Pada prakteknya transmitter yang dipakai sebagai pengganti fungsi switch tersebut akan dipasang pada posisi yang mengharuskan transmitter mengukur keadaan diluar range yang dimilikinya, misalnya untuk transmitter pendeteksi low akan cenderung mengukur kondisi level diatas 100% karena transmitter dipasang pada tangki bagian bawah, sebaliknya untuk transmitter yang digunakan sebagai pendeteksi level High akan cenderung mengukur kedaan level dibawah o% karena transmitter dipasang di tangki bagian atas. Lihat ilustrasinya pada gambar dibawah :
ESD transmitter
Berkaitan dengan kasus diatas maka saat ini transmitter yang ada di pasaran sudah dilengkapi dengan fitur untuk menghilangkan sinyal error akibat kondisi proses yang berlebih, fasilitas tersebut adalah Analog output low limit setting (AO-LL), Analog output High limit setting (AO-HH) dan Burnout setting.
AO-LL adalah output transmitter dibawah 4,0 mA hingga 3,8 mA, ketika keadaan proses yang sebenarnya masih turun terus hingga output transmitter menjadi kurang dari 3,8 mA transmitter akan tetap mengeluarkan output sebesar 3,8 mA, kondisi ini yang disebut sinyal jenuh (signal saturation low) dimana output terkunci pada nilai 3,8 mA.
AO-HH adalah kebalikan daripada kondisi low-low, ketika keadaan proses yang sebenarnya sudah melebihi dari keadaan maksimum hingga menghasilkan output sebesar 20,5 mA maka output akan terkunci di titik tersebut, walaupun kondisi proses terus naik sampai output transmitter melebihi 20,5 mA namun yang dikeluarkan oleh transmitter akan tetap 20,5 mA ini yang disebut sinyal jenuh (signal saturation high)
Sinyal jenuh atau saturation signal ternyata bukan tak terhingga melainkan ada batasnya, yaitu hingga output transmitter mencapai besaran tertentu, besarnya output yang menjadi limit saturation itulah yang disebut Burnout. Jadi seperti halnya nilai AO-LL dan AO-HH burnout juga mempunyai dua nilai yaitu Burnout low yang biasanya berupa nilai tetap yang disetel oleh pabrik pembuat transmitter yaitu pada kondisi output transmitter sama dengan atau lebih kecil dari 3,2 mA, dan burnout High yaitu batas miliampere pada saat kondisi proses melebihi maksimum, biasanya disetel pada keluaran output sama dengan atau lebih dari 21,6 mA. Burnout ini berfungsi sebagai indikator yang menandai adanya kerusakan nyata pada transmitter (hardware fault indicator). Nilai besarnya burnout adalah tetap, pengguna transmitter tidak memiliki pilihan untuk mengganti nilainya, tetapi dalam modul tranmitter tersedia saklar geser yang dapat di setel untuk memilih posisi burnout. Lihat ilustrasinya pada gambar dibawah;

burnout switch

Baca artikel terkait mengenai burnout pada artikel yang berjudul “Pengertian Namur dalam instrumentasi”




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *