sb1m widget

Mengenal komisioning instrumentasi (Project Commisioning)

Kata komisioning merupakan alih bahasa dari kata bahasa Inggris “Commissioning”
Secara harfiah artinya adalah “Uji Coba” adapun definisi dalam bahasa Inggris; “commissioning is the process of assuring that all systems and components of a building or industrial plant are designed, installed, tested, operated, and maintained according to the operational requirements of the owner or final client”  (https://en.wikipedia.org). Sebagai istilah teknik kata commissioning dalam bahasa Inggris lebih banyak dipakai daripada kata komisioning yang sudah di indonesiakan, hal ini dikarenakan penjelasan kegiatan maupun istilah-istilah yang berkaitan dengan aktivitas komisioning lebih banyak di terbitkan dalam bahasa inggris.

Dari banyak literatur mengenai komisioning ada penjelasan paling pas untuk menerangkan pengertian daripada kata komisioning, yaitu; salah satu phase dari pembangunan sebuah fasilitas industri yang kegiatannya meliputi proses verifikasi dan validasi sistem atau alat agar sistim atau alat tersebut pada saat pabrik dijalankan bekerja sesuai dengan fungsinya.

Karena pembangunan sebuah pabrik industri melibatkan beberapa bidang teknik yang berbeda-beda maka secara teknis komisioning dapat dibagi menjadi beberapa grup komisioning. Diantaranya komisioning bidang mekanikal statik, komisioning bidang mekanikal rotary, komisioning bidang piping, komisioning bidang listrik, komisioning bidang instrumentasi dan lain-lain.

Pelaksanaan komisioning untuk bidang instrumentasi biasanya dilakukan setelah phase “mechanical completion” selesai
Sebelum masuk ke phase komisioning ada yang dinamakan phase pre-komisioning dimana pada phase ini lebih menitik beratkan pada pemeriksaan kualitas pekerjaan konstruksi.

Dibawah ini adalah contoh beberapa aktivitas pre-komisioning untuk instrumentasi:

  • Pemeriksaan lokasi atau penempatan alat instrument, apakah sudah sesuai dengan gambar P&ID
  • Pemeriksaan control valve apakah pemasangan nya sudah benar, apakah arah alirannya sudah benar, apakah perlengkapan kabel dan tubing udara instrumentnya sudah komplit.
  • Pemeriksaan instrument pengukur aliran atau flow meter dilihat apakah arah meter sudah sesuai dengan gambar PFD, apakah baudnya sudah dikencangkan apakah gasket nya sesuai spesifikasi dll.
  • Pemeriksaan transmitter pengukur tekanan (pressure transmitter), di periksa apakah impulse line terpasang sesuai dengan teknik pemasangan tubing yang benar, diperiksa apakah spesifikasi material daripada impulse line sesuai dengan spesifikasi yang benar.
  • Verifikasi specifikasi trasnmitter dengan melihat name platenya, apakah maximum working pressure yang tertulis pada nameplate sesuai dengan maksimum tekanan proses yang di ukur, apakah keterangan pada nameplate tentang clasifikasi alat atau “CE marking” menunjukan bahwa alat sesuai untuk dipasang di area beresiko kebakaran (hazardous area), apakah range transmitter seuai dengan data sheet, dll.
  • Pemeriksaan umum pada semua alat instrumentasi; apakah tiang penyangga atau stanchion support sudah terpasang dengan kokoh, apakah gland kabel sudah sesuai spesifikasi, apakah pemasangan gland cable nya sudah benar, apakah klasifikasi alat sudah sesuai untuk pemasangan di area tersebut, apakah alat sudah terlindung dari kemungkinan masuknya air hujan, apakah tudung pelindung dari sinar matahari sudah terpasang dan lain-lain.

Aktivitas pre-komisoning yang tersebut diatas bisa dilaksanakan tanpa harus menunggu pemasangan equipment mekanik selesai  (mechanical completion), namun untuk commissioning instrumentasi, aktivitasnya hanya dapat dilaksanakan setelah tahap instalasi mekanikal selesai.

Aktivitas commissioning bagian instrumentasi meliputi;

  • Kalibrasi transmitter yang terpasang di lapangan.
  • Testing fungsi alat instrument yang terpasang dilapangan, misalnya untuk control valve di cek posisi pembukaannya lalu di bandingkan dengan perintah bukaan daripada kontroler.
  • Pemeriksaan batas nilai alarm dan batas nilai penyebab trip daripada transmitter.
  • Pemeriksaan fungsi sistim kontrol misalnya jika proses suhu naik maka control valve steam harus menutup.
  • Membersihkan dan memeriksa kebocoran jalur pneumatik dan hydrolic
  • Melakukan pemeriksaan tampilan alat pada layar monitor merujuk pada alat dilapangan yang sesuai, istilah ini dikenal dengan nama “loop test”

Hasil pemeriksaan pada aktivitas komisioning harus didokumentasikan untuk kemudian dibuatkan laporan resmi sesuai dengan format yang disepakati oleh pihak terkait. Laporan tersebut akan menjadi acuan pada saat serah terima dari pihak pelaksana proyek kepada pemilik perusahaan atau perwakilannya.

Pada umumnya alur pembuatan sebuah pabrik secara garis besar adalah sebagai berikut; perancangan, konstruksi, komisioning, start up, running. Prakteknya pada setiap phase alur proyek selalu ditemui kondisi tertentu yang mengakibatkan suatu pekerjaan tidak dapat diselesaikan, untuk mengantisipasi agar kendala yang terjadi tidak menjadi penyebab terlambatnya penyelesaian proyek ada sebuah sistim monitoring yang disebut Punc List, dengan metode punch list suatu kendala pembangunan bisa diidentifikasi prioritasnya dengan jelas karena dalam formulir punc list di sebutkan jenis kendalanya apa, penemunya siapa, penanggung jawab nya siapa, target penyelesaiannya kapan, dll.

Punclist adalah metode efektip agar proyek tidak jalan di tempat, pekerja proyek tidak terpaku untuk berjibaku dengan pekerjaan yang bermasalah melainkan bisa melanjutkan untuk menggarap pekerjaan lain agar proyek dapat segera di selesaikan.
Contoh formulir Punch list yang biasa diberlakukan diproyek-proyek besar dapat di download di sini “Punch List Form”

Artikel ini dipublikasikan agar menjadi tambahan bacaan berbasis online tentang instrumentasi dalam  bahasa indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *