Trip valve adalah perangkat pelengkap yang dipergunakan sebagai alat penunjang pada pengoperasian control valve (accessories daripada control valve). Biasanya dipergunakan pada valve yang menggunakan actuator type double acting. Tujuan utama pemakaian trip valve adalah untuk mengarahkan valve agar bergerak ke posisi tertentu manakala sumber udara instrument (air supply) berkurang. Misalnya sebuah control valve dalam keadaan normal bekerja dengan setting udara instrument 6 Bar, bilamana tekanan supply udara instrument berkurang dan berkurang terus hingga mencapai tekanan 5 Bar maka valve harus bergerak ke posisi terbuka penuh. Dengan menggunakan Trip Valve kebutuhan sebagaimana diuraikan tersebut dapat terpenuhi.
Silahkan simak cara kerja Trip Valve sebagaimana diterangkan berikut ini, gunakan gambar A1 sebagai referensinya:
Sebuah trip valve memiliki 9 lubang untuk disambungkan dengan perangkat lainnya seperti dengan air supply dengan positioner, dengan tabung cadangan air supply dan lain-lain, untuk selanjutnya kita akan sebut lubang tersebut sebagai port, setiap port memiliki fungsi dan namanya, diantaranya adalah.
port ‘D’, port ‘C’ , port ‘F’ dan port ‘supply pressure’ adalah lubang yang dihubungkan pada sumber udara masuk.Sedang port ‘B’, port ‘E’, dan 2 buah port ‘vent’ adalah lubang keluaran udara.
Ketika Trip Valve belum digunakan atau sudah dipasang tetapi belum dialiri oleh sumber tekanan maka kondisi dari pada lubang-lubang salurannya atau port nya adalah sebagai berikut;
port ‘supply pressure’ terhubung ke port ‘vent’ atas
port ‘B’ terhubung ke port ‘C’
port ‘E’ terhubung ke port ‘F’
Port B terhubung ke port C
Dalam keadaan seperti ini belum ada tekanan udara terhadap diaphragm atas maupun diafragma bawah. Kondisi ini sebutlah sebagai kondisi trip valve saat keadaan trip
Kemudian setelah Trip valve dipasang pada control valve lalu mendapat aliran sumber udara maka posisi port akan berubah menjadi seperti berikut
port ‘supply pressure’ yang terhubung ke port ‘vent’ atas jadi tertutup
port ‘B’ berubah jadi terhubung ke port ‘A’
port ‘E’ berubah jadi terhubung ke port ‘D’
perubahan tersebut karena adanya tekanan ke diaphragm atas maupun diaphragm bawah.Kondisi ini disebut sebagai kondisi trip valve saat normal.
Pada pemakaian di lapangan Trip valve dapat dipergunakan untuk menggerakan control valve ke dalam 3 posisi yang diinginkan yaitu ke posisi menutup (force to close), ke posisi membuka (force to open) atau ke posisi tetap dalam keadaan semula (force to latch).
Demikian penjelasan mengenai cara kerja Trip valve. Mengingat control valve mempunyai kemungkinan rusak yang bervariasi sebaiknya untuk mengatasi trouble shooting control valve agar berkonsultasi atau meminta bantuan ahlinya. Silahkan temukan informasi jasa servis control valve di halaman info jasa servis valve.